Kru seumangat geutanyo ban mandum

Menyoe ka troeh neu jak keuno, bek male-male bak neu rawon. sabeb aleh pat seubab nyang peugot droeneuh perele keu aso blog nyo bek lale neu cok laju. Hai enteuk nyoe dron teubit bek tuwo peutinggai pesan.semoga blog nyoe bermanfaat....

Jangan malu-malu,,anggap jo blog kito basamo...

mene lot kirono yang perlu aku mengkot ko bo blog ino, ulang lupo saran tading ko janah..

bak malangkah acok nan tasanduang, saupo patuah di urang tuo kampuang mano gadiang nan tak ratak mano manusio nan tak panah salah dan silap, jadi kalau ado isi blog nan tak seronok, atau nan tak lamak dibaco, mohon lapehkan maaf kek ambo..
wassalam,

Selasa, 29 Maret 2011

Wanita Dari Tanah Terlarang

Bias sudah cara kita melihat,

Seperti jemu yang melunturkan semangat.

Wahai belati yang mulai berkarat

Berhentilah sejenak kau menggeliat.



Ku tau matamu dan mataku masih searah

Dan langit kita masih saja merah.

masih seperti desahan mu disore bersejarah

Tentang do'a, hujan dan rindu yang pecah



Meski daratan kita tak serata dahulu,

Kuyakin ada aku dimalam sendu mu.

Sama seperti aku,

Melirik lewat mimpi-mimpiku.



Masih begitu kuingat,

Saat matamu dan mataku berkeringat.

Saat rindu kita dirantai kearifan usang,

hanya karena aku wanita dari tanah terlarang.



Wahai hati tak beralamat

Dengarlah alunan rindu yang keramat.

Ku kirim lewat seruling pecah,

Seruling bambu dari rumpun yang basah.



Ini tentang rindu yang cemburu,

Pada lamunan dulu yang merayu.

Dengarlah aku,

Sebuah lagu dari masa lalu.

Tak ada yang abadi

Kelak jika aku mati,

Ku harap kau tak menaruh benci.

Sebab aku yang tak hakiki

Meninggalkan mu tanpa permisi.



Kelak jika aku mati,

Kuharap hatimu temukan lelaki pengganti.

Sebab tak mungkin lagi aku kau miliki

Mungkin aku hanya menjenguk mu di mimpi, sesekali..



Kelak jika aku mati,

Buang cinta ku dihati.

Agar kau layak dipanggil istri.

Sebab ada hati tempat mu mengabdi.



Nanti jika kau ku tinggalkan pergi,

Buang semua kenangan tempat kita pernah berdiri.

Ku yakin dia kan tersakiti

Mendengar kesungguhan ku mencintai.



Kelak jika aku tak lagi kau jumpai,

Buat dia tinggi setinggi kau sanggup menghargai.

Kau insan lembut yang pernah ku milikii,

Ku yakin hatinya takkan kau lukai.



Tentang kita yang pernah bermimpi,

Biarlah mereka disini.

Biar mimpi-mimpi kita ku bawa mati,

Sampai nanti di syurga duhai Bidadari.

Kamis, 06 Januari 2011

Surat dari senja

Wahai Purnama Raya,,

Kau begitu anggun, sungguh..!

Hingga keanggunan mu membuat ku tak berani menatap mu terlalu lama

Ku takut jika terlalu lama menikmati mu, hatiku beku duhai Purnama ku.

Benar kita sering bercengkrama, saling melirik dan kadang kala berdendang bersama saat malam tiba.

ya.. hanya saat malam bersama kita.

Namun tetap saja semua berbeda putri,

Kau dan aku disisi yang berlainan.

Kau tetap diatas sana dengan keindahan mu yang mempesona

dan aku masih dengan hayal yang membumbung.

kadang hayal sering berceloteh tentang rasional, seolah lupa darimana dia berasal.

Saat dia lupa diri, aku sering memaku kata dihati

"Lihat saja disekeliling mu duhai purnama, banyak Bintang-gemintang disekitar mu. Mungkin saja bisa kau ajak bersama dan tertawa lepasdengan nya. tak perlu kau kwatirkan aku disini, biarlah aku dan piluku menikmati bahagiamu dari bawah sini, semoga kau bahagia sayang"